Friday, July 20, 2007

OFFICE : Saya Benci Atasan Saya

by Nancy Helpern
Berikut ini ada beberapa tipe bos yang dibenci. Apakah anda menemukan bos anda termasuk dalam daftar ini? Mudah2an tidak ada, kalau ada ya think positive and be challenging saja....
1--Arogan
Bos tipe ini percaya bahwa memotivasi karyawan hanya dapat dilakukan dengan cara intimidasi, kekerasan dan menebarkan ketakutan. Mereka senang sekali melihat bawahannya merunduk-runduk dan menyembah-nyembah padanya. Bos ini mustahil mau bersikap manis pada bawahannya.
2--Idiot
Atasan ini benar-benar bodoh. Tak peduli berapa kali anda berusaha menjelaskannya pada mereka, tapi mereka tetap saja membuat anda menggeleng- gelengkan kepala. Ajukan pada mereka sebuah strategi konyol, mereka pasti akan menyetujuinya. Anda tentu heran bagaimana mereka bisa sampai pada kedudukan ini, bahkan terus mendapatkan promosi. Mengapa? Karena mereka selalu berusaha menyenangkan atasan mereka.
3--Politisi
Bos tipe ini berusaha memanipulasi orang lain sedemikian rupa sehingga setiap orang akan mengatakan apa yang ingin mereka dengar. Selama berminggu-minggu, berbulan-bulan dan bertahun-tahun, mereka terus menyebarkan kebohongan. Sebenarnya mereka ini adalah orang yang lihai memutarbalikkan kenyataan sesuai kemauan mereka. Perhatian mereka tak pernah tertuju pada apa yang baik bagi perusahaan, namun apa yang baik bagi diri mereka sendiri.
4--Ular
Bos tipe ini suka sekali berkata, "Saya benar-benar mengusahakannya untuk anda." sambil tersenyum manis padahal mereka sama sekali tidak tulus. Mereka pandai sekali memadukan kelicikan seekor ular dengan kemampuan akting aktor peraih Oscar. Ucapan mereka tak bisa dipercaya.
5--Workaholic
Bos tipe ini tidak mempunyai kehidupan. Mereka hidup untuk bekerja. Bahkan bekerja adalah hidup itu sendiri. Bagi mereka, foto keluarga di meja kerja sudah cukup untuk menunjukkan perhatian pada anak-anak dan keluarganya. Mereka suka menentukan deadline yang tidak realitis, menelepon anda di rumah, mengadakan perjalanan dinas di akhir pekan. Memang itulah teknik-teknik mereka. Sebagian besar bawahan bekerja melebihi jam kerja normal hingga larut malam tanpa adanya pengakuan atau imbalan yang memadai. Kenyataannya semakin banyak pekerjaan yang menjadi tanggung jawab mereka, semakin banyak imbalan yang diberikan pada mereka, namun tak sepeser atau sedikitpun penghargaan diberikan pada bawahannya.

Notes from D21199064 : Dalam bekerja, di instansi manapun, di perusahaan manapun, kita menemui berbagai tipikal manusia. Ada yang sok jago, sok penting, sok pintar, cari muka, rajin, cekatan, dan sebagainya. Sikap2 tersebut tidak jarang terasa sangat mengganggu dan membuat kita merasa tidak nyaman dan tidak betah di kantor. Apa yang harus kita lakukan? Keluar dari pekerjaan? Menjelek-jelekkan rekan tersebut? Menjegal rekan tersebut? Satu yang perlu kita lakukan pertama kali adalah Introspeksi Diri. Apakah kita sudah cukup baik bersikap di tempat kerja? Apakah kita tidak pernah meremehkan orang lain? Apakah kita sebagai atasan tidak terlalu menuntuk kesempurnaan dari bawahan? Apa sebagai bawahan kita sudah cukup loyal? Ada banyak pertanyaan yang bisa menjadi quote untuk kehidupan bekerja kita. Pertanyaan2 tersebut dapat kita jadikan pedoman untuk kita melangkah ke depan dengan lebih enteng, lebih baik, dan dengan lebih positif thinking. Hal lain lain yang bisa kita lakukan adalah Menghindari Konflik. Jika ada sesuatu yang mengusik kenyamanan kita dalam bekerja, sebaiknya kita mampu bijaksana memilah dan memilih yang mana yang harus kita antisipasi dan yang mana yang kita biarkan saja berlalu, jangan menuruti ego pribadi. Bukankah jika ada orang gila melempari kita batu, dan kemudian kita balas melempari bahkan memukul dia, bukankah kita menjadi sama gilanya juga dengan dia? So be wise and positif. Satu hal yang harus kita yakini bahwa kita bekerja pada hakikatnya bukan untuk perusahaan. Kita bekerja sebenarnya untuk diri kita sendiri, untuk masa depan kita, keluarga, dan keturunan kita. Jika kita bekerja dengan baik, perusahaan pasti akan merasa rugi melepas kita, yang ada malah promosi dan kenaikan jabatan, yang otomatis mengarah pada meningkatnya perekonomian keluarga. Dan jika pun perusahaan kita tidak mampu atau menutup mata terhadap kemampuan kita, kita toh masih bisa berharap bahwa di perusahaan lain kita bisa memperoleh yang lebih baik, minimal sama dengan yang sebelumnya.

Kita tidak perlu sibuk melihat kekurangan orang lain, kita tidak perlu sibuk mengurus pekerjaan orang lain. Sebagai teman, sebagai rekan, hal paling bijaksana yang bisa kita lakukan adalah mengingatkan teman jika sekiranya sikap dan tindakannya melenceng dari alur yang tidak benar menurut common people, tapi sekali lagi, yang kita hadapi dalam kehidupan adalah pilihan. Kita yang memilih, apa kita ingin menjadi baik, atau menjadi kurang baik. Semua adalah pilihan, jadi bijaksanalah dalam memilih :p

Have a positive day!

No comments: